blogger widgets

Sabtu, 02 Mei 2015

Pembunuhan Tata Chubby, Salah Siapa?





Belakangan ini Jakarta sedang dihebohkan dengan kasus pembunuhan Deudeuh Alfisahrin alias “Tata Chubby”. Hal ini menguak permasalahan baru yakni adanya praktik prostitusi online yang tersebar melalui media sosial seperti twitter. Beredarnya akun-akun nakal yang menawarkan jasa prostitusi inilah yang kemudian menguak pula bisnis prostitusi yang dilakukan di kamar kos di beberapa wilayah di Jakarta.

Deudeuh Alfisahrin (26) alias Tata Chubby ditemukan tewas di daerah Tebet, Jakarta Selatan, secara mengenaskan dengan kondisi tanpa busana dan mulut disumpal dengan kaos kaki serta jeratan kabel di lehernya. Korban dibunuh oleh salah satu pelanggan yang sebelumnya sudah pernah satu kali menggunakan jasanya, yakni MPS (10/4). Menurut pengakuan pelaku saat menjalani pemeriksaan, pelaku menghabisi nyawa Tata karena merasa sakit hati karena diejek bau badan saat melakukan hubungan intim dan merasa tidak puas dengan service yang diberikan pada kunjungan pertamanya. Sebelum pergi, MPS masih sempat untuk mengambil benda-benda berharga milik korban seperti telepon seluler, Macbook, iPad, dan uang sejumlah Rp 2,8 juta.

MPS ternyata dikenal berprofesi sebagai guru privat dan dikenal mempunyai perangai yang baik oleh teman-temannya. Ia sudah memiliki anak dan istri yang sedang hamil (kebayang dong sedihnya mereka seperti apa) dan MPS juga diketahui menggunakan akun twitter palsu saat menyewa jasa Tata, bahkan setelah melakukan pembunuhan Tata, ia juga sempat menawar pekerja seks lainnya di twitter! Tetapi MPS mengaku pembunuhan yang dilakukannya merupakan spontanitas belaka. Setelah melakukan pembunuhan, MPS melarikan diri ke daerah Jonggol untuk mengamankan diri hingga akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian di sana. Tersangka lalu diancam dengan hukuman 15 tahun penjara akibat perbuatannya ini. Jika sudah terjadi hal seperti ini, siapa yang harus disalahkan?

Dengan adanya kasus ini membuat fenomena-fenomena lainnya terungkap. Ternyata praktik bisnis prostitusi online seperti yang Tata gunakan sebagai media dalam menawarkan jasanya memang bukan merupakan hal yang baru lagi. Kedok bisnis esek-esek yang menggunakan kamar kos sebagai tempat prostitusi juga memberikan perhatian serius bagi pemerintah untuk melakukan pengawasan yang lebih ketat. Salah satunya adalah dengan melakukan razia dan melakukan pendataan secara jelas terhadap rumah kos yang ada. Sebelumnya memang warga sekitar daerah kosan tempat pembunuhan mengetahui kalau ada beberapa kegiatan prostitusi di rumah kos tersebut dan kabarnya bukan hanya Tata yang melakukan pekerjaan tersebut di dalam rumah kos itu.

Selain itu, akun-akun media sosial seperti twitter atau facebook yang digunakan sebagai media penawaran jasa juga harus dimonitor secara jelas agar aman dari jangkauan anak-anak di bawah umur. Menurut pengakuan tetangga kamar kos Tata, saat ini keadaan rumah kos menjadi menyeramkan sejak terjadi pembunuhan, bahkan mereka mengaku sering “diganggu” oleh arwah Tata (serem banget!)

Saran penulis yang pertama jangan menggunakan akun-akun media sosial palsu untuk melakukan hal-hal buruk ya guys, cukup buat stalking mantan atau gebetan atau mem-follow online shop saja. Kedua, jangan ngelakuin hal-hal yang aneh di dalam kamar kos, coba lakukan kegiatan yang lebih berguna seperti baca buku kuliah saat boker atau masak sambil berdzikir. Ketiga, pastinya jangan lupa menggunakan deodorant atau parfume! (Alvin Tjiang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar